Sabtu, 23 April 2011

Beraneka Tingkah Orang Kalo Nengokin Orang Sakit


Dari Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: 
“saya mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam bersabda: “setiap muslim yang menjenguk sesama muslim pada waktu pagi, maka ia akan dimintakan rahmat oleh 70 ribu malaikat sampai waktu sore. Dan apabila ia menjenguknya pada waktu sore, maka ia akan dimintakan rahmat oleh 70 ribu malaikat sampai waktu pagi, serta ia mendapat jaminan buah-buahan yang siap dimakan di dalam surga.”
(HR. Tirmidzi)

Berikut ini berbagai tingkah yang sering saya amati, beraneka tingkah orang kalo nengokin orang sakit:

(1) Investigator Ulung
Berbicara, bertanya, menyampaikan pemikiran tentang penyakit yang diderita si sakit. Bertanya tentang awal-mula sakitnya, rasa sakitnya, dokter yang merawat, obat-obatan dan cara perawatannya, sikap para perawat, angka kredit rumah sakitnya, upaya-upaya lain yang pernah dan akan dilakukan, dampak penyakit terhadap tubuh dan mental, biaya perawatan, dll.

(2) Dokter atau Orang Pintar
Gayanya adalah menelaah penyakit yang diderita, bercerita pengalaman-pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain yang pernah didengar (langsung maupun menurut cerita orang lain lagi), mengkritik pengobatan dan perawatan yang dianggap 'biasa' dan biasanya dilanjutkan dengan menganjurkan model dan metoda perawatan dan pengobatan tertentu, atau dokter dan ahli tertentu, termasuk menganjurkan dan memuji-muji obat dan cara pengobatan tertentu sambil menganggap yang lain sebagai kalah manjur dan bermutu. Hal-hal ini sering ditambah dengan rujukan-rujukan dari sumber-sumber yang terdengar valid dan mentereng, misalnya menyebut sumbernya 'internet' atau jurnal tertentu atau sejarah orang-orang hebat yang konon pernah menderita karena penyakit serupa.

(3) Motivator Klas Wahid
Sok membangkitkan semangat adalah sesuatu yang dianggap penting dilakukan ketika berhadapan dengan pesakit. Mulai dari pesakit yang harus doyan makan, rajin minum obat, dan lain-lain supaya segera sembuh dan dapat menikmati hari-hari seperti biasanya. Mental harus bangkit melawan penderitaan sakit, karena diri kita dibutuhkan oleh banyak orang, mulai dari keluarga, teman kerja maupun orang lain yang berada di sekitar. Menimbulkan semangat harus segera sembuh karena masih banyak tugas yang menanti, atau segera sembuh agar kesenangan-kesenangan yang terlewat dapat segera dinikmati kembali, seperti jalan-jalan, makan-makan, kongkow-kongkow dan lain-lainnya.

(4) Rohaniawan
Isinya nasehat, a.l.: Berserah diri kepada Yang Maha Kuasa, seraya memohon ampun barang kali sakit ini akibat dari kesalahan yang pernah dijalani pada waktu lalu. Banyak berdoa untuk mohon kesembuhan dan diringankan dari rasa sakit. Harus ikhlas menjalani karena pasti ada hikmah di balik penderitaan. Bagus sekali memang, tapi kok....?

(5) Badut
Bercanda tentang segala macam, yang maksudnya mengalihkan perhatian si sakit dari penyakit dan rasa sakitnya. Berbicara tentang kejadian-kejadian lucu, yang benar-benar terjadi maupun yang sekedar ngarang atau mencontek dari tempat lain. Atau kembali mengenang cerita-cerita lucu dan lama yang pernah dijalani bersama-sama, dan menjadi kenangan yang menyegarkan. Biasanya dilakukan sambil tertawa-tawa, apalagi kalau ada suporternya, yakni tamu yang sama-sama menjenguk; padahal si sakit merasa ketawa menyebabkan ia merasa sakit di bagian badan tertentu.

(6) Bossy
Datang, lantas tanya-tanya kronologi singkat tentang asal mula, tanggal-tanggal dan hari. Biasanya diikuti dengan uraian (singkat juga) aktivitas sendiri yang dijalani; maksudnya agar si sakit atau keluarganya mafhum bahwa dia adalah orang penting dan sibuk. Terakhir biasanya lalu ada sebuah amplop yang diberikan, dan terakhir pamit pulang yang terkadang disertai sedikit pemberitahuan bahwa selepas ini dia masih harus melakukan hal penting, bertemu orang penting, pokoknya 'penting'. Selesailah ritus standar 'Bos' menjenguk 'bawahan' yang sedang sakit 

(7) Ngawur tidak Karuan
Datang-datang lantas cerita ngalor-ngidul kepada sesama tamu lainnya dengan cerita yang tidak ada hubungannya sama-sekali dengan hajat menjenguk orang sakit. Sering malah berbicara tanpa melibatkan si sakit atau keluarganya. Lebih konyol lagi: berdebat atau mendebat kata-kata sesama penjenguk. Hal itu dilakukan tanpa memperhatikan kondisi si sakit maupun keluarganya, atau, penderita lain dan keluarganya yang berada di ruangan yang sama.

(8) Pelit bicara
Karena kebetulan datang bersamaan dengan penjenguk yang lain, maka setelah menyalami si sakit dan keluarganya lantas diam saja, menjadi pendengar yang baik bagi sesama tamu lain yang bicara. Paling-paling berkata "oh, ya?", atau "betul sekali", atau malah cuma senyam-senyum sambil berpikir tentang saat yang paling tepat untuk pamit pergi.

(9) Memanfaatkan Peluang
Wah, ini biasanya dengan cepat terbaca oleh distributor atau member MLM yang mempunyai obat atau suplemen mahamanjur. Satu produk multi manfaat, sekali tepuk tujuh nyawa dapat diselamatkan. Seraya menunjukkan selembar brosur berisi penjelasan produk dan testimoni orang yang pernah terselamatkan, dan tidak lupa selembar kartu nama. Yang payahnya lagi (atau parahnya?) terkadang si Member tadi adalah teman dari penjenguk, atau lebih ngepopnya disebut 'mitra' atau 'upline'; jadi sebenarnya secara langsung belum pernah berkenalan dengan si sakit maupun keluarganya, tetapi datang karena diajak si penjenguk sambil ditugasi untuk menjelaskan dan menawarkan produk MLM di mana mereka menjadi member. Eh, menjenguk atau berdagang, nih! pasti akan dijawab: memberi informasi yang baik bukan sebuah kesalahan, kan? 

(10) Apa lagi ya?
Mungkin ragam ke sepuluh inilah yang sedang saya cari, namun saya belum mendapatkan gambarannya, sehingga sampai dengan saat ini apabila harus menjenguk orang sakit, saya sangat senang apabila tidak harus pergi sendiri.
Tapi karena itu pula mungkin saya menjadi bingung, karena beberapa dari orang yang menemani saya ( atau saya temani ) itu cenderung menggunakan ragam-ragam di atas.

Rabu, 20 April 2011

Aku...

Ongkang-ongkang

Melangkah... pasti

Black Mistery

...arsitek dua generasi..

ANI-ANI


Ani ani


Panen pari jaman biyen nganggo ani-ani. Sing manen wong wedok. Panenne yo ati-ati. Sepisan ati-ati ben ora keno ani-ani-ne, ping pindhone ati-ati aggone milih ulenan pari. Ben kasile panen iku akeh sing mentes. Mengko nek oleh bawon ya akeh berase. Wong lanang sak sawah mek cukup wong papat utawa limo, mbabat dami sing wis di dijipuk parine. Masio ngono yo cepet rampung.


Panen pari nek nganggo ani-ani isa milih-milih. Pari sing elek ditinggal dadi jatahe wong ngasak. Wong ngasak nek ora ko desa liya, ya wong sak desa ning sing duwe cacat sosial, mula ora diajak derep. Lumayan isih oleh ngasak. Yen cacat sosiale nemen, umpamane malingan, clemer, utawa mek gawe isinne wong sak ndeso ya ora oleh ngasak babar pisan. Iki minongko ukuman tradisional sing efektif. Ketoke kejem, ning ngemu pendidikan sosial bermasyarakat. Wong urip mono ra iso ijen. Sak liyane kudu srawung sing aik, ugo kudu melu njogo kaurmatane desa. 


sawah

Wong Ngasak. Wong sing golek sisa-sisane pari derepan. Sing siji ngasak nganggo ani-ani, sijine nganggo arit. Sing ani-ani mek nggendhong dunak, sing nganggo arit nggendong karung kebak pari. . hehehehe.

Sak iki, gandheng sing tandang manen pari iku mek wong lanang, akibate wong tani sing wedok kelangan wektu melu ngrumati hasile panen ning sawah. Wong-wong wedok wis ora derep maneh. Wong wedok mek dadi seneng ngerumpi. Nek jaman mbiyen lumayan iso petan...ndidisi lingso sukur entuk tumo... hahahaha...




Nek jaman saiki ciloko mencit tenan. Wong wedok ora nduwe wektu melu ngopeni sawah. Malah sok-sok ora oleh metu nang sawah esuk-esuk. Kudu melu kuliah subuh utawa pengajian... hehehe... nek ra melu dijothaki utawa dianggep calon nyemplung neraka.... mula yen saiki pertanian sawah ketok yen dadi rusak mbok menawa salah sijine amarga ganti cara panen iki mau. Carane panen di babat sak wit-wite banjur di dos. Ning yo piye, wong pari-pari jaman saiki iki pendhek-pendhek..... ura mek pendek wite tapi ugo pendek umure. Pokoke kabeh dicepetke. Nek nganggo ani-ani isa-isa wonge cepet bungkuk ...

ani ani
Mbiyen nganggo alat tani sak onone, hasile lumayan akeh. berase mentes, rasane enak masio warnane ora puteh. Malah iso swasembodo pangan. Lha sak iki....alate ngedap-ngedapi, kabeh iso dicepetke... ning kok malah kurang bahan pangan. Beras wae njupuk soko negoro liyo koyo to Vietnam. Padahal aku isih kelingan……tahun 1994 petani-petani soko negoro Vietnam ajar (ngangsu kaweruh) ngenger dadi petani ning Cianjur. Jumlahe ono atusan petani kanthi giliran. Lah sak iki kok malah awake dewe sing njaluk sego soko Vietnam…. Sampek-sampek Motor Mabur gaweane wong Bandung di ijolke mbek beras. Wis Jan tenan.
Wah, piye yo carane nguri-uri budaya pari kang bisa luwih njaga kelestarian lingkungan, sosial lan budaya?